Miss Universe menjadi ajang kecantikan yang selalu sukses mencuri perhatian. Berbagai negara kerap mengirimkan kandidat putri mereka untuk bersaing. Salah satunya negara Thailand yang baru saja menyabet juara dalam Miss Universe Thailand 2022.
Dialah Anna Sueangam-iam, wanita 23 tahun yang sukses menjadi kebanggawan warga Thailand. Namun ada kisah pilu dari Anna Sueangam-iam sebelum dirinya setenar seperti saat ini. Pemenang Miss Universe Thailand 2022 ini bahkan sempat dijuluki sebagai Miss Garbage atau “Ratu Sampah”.
Bukan tanpa alasan, Anna memang terlahir bukan dari kalangan orang kaya atau bahkan berkecukupan. Kecantikannya saat ini merupakan hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Mulai dari bermain di tempat sampah, hingga berkumpul dengan orang tuanya yang memang bekerja sebagai pemulung.
Meski terlahir dari keluarga miskin, Anna Sueangam-iam mampu membuktikan dirinya bisa menjadi bintang Thailand. Berikut Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari Next Shark, Rabu (3/8/20220)
Hidup Bersama Sampah
Anna Sueangam-iam mengakui dirinya terlahir miskin dan tak mengapa dijuluki sebagai Miss Garbage. Ia bahkan menceritakan sejak kecil ia tak punya waktu luang yang banyak dengan orang tuanya. Mengutip dari Thai PBS World, orang tuanya harus bekerja dari jam 3 pagi sampai jam 7 malam.
Anna saat kecil sudah terbiasa dengan sampah, bahkan untuk mendapatkan kesempatan keluar dari rumah ia harus naik truk sampah bersama ayahnya. Bahkan Anna juga terbiasa punya mainan yang didapatkan orang tuanya langsung dari tempat sampah.
Terlepas dari itu, semangat pantang menyerah sukses membawanya memperoleh gelar sarjana manajemen perhotelan dan pariwisata dari Universitas Kasetsart Bangkok.
"Anda bukan satu-satunya yang menghadapi keputusasaan," jawabnya. “Saya juga pernah putus asa. Kita belajar dari masalah kita untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Saya akan meminta Anda semua untuk memiliki kepercayaan diri dan bangkit untuk bertarung lagi. Jika saya bisa, Anda juga bisa,” kata Anna dalam konferensi pers usai kemenangannya di Miss Universe Thailand 2022.
Bukan Orang Blasteran
Tak Punya Darah Campuran
Rasa minder memang kerap dirasakan bagi setiap orang di dalam ajang perlombaan. Sama halnya dengan Anna yang merasa tak yakin bisa lolos dalam ajang kecantikan ini. Anna mengaku dirinya tak punya darah campuran karena tak mempunyai orang tua dari kebangsaan asing.
Meskipun memenangkan gelar yang didambakan, Sueangam-iam dilaporkan tidak populer di kalangan penonton. Ia berada di urutan keenam dengan hanya 3,2 persen suara publik di situs web Miss Universe Thailand 2022.
Kontestan Italia asal Thailand Renita Veronica Pagano, yang menjadi runner-up keempat, memperoleh 28,1 persen suara publik sementara kontestan Thailand-Amerika Nicolene Limsnukan, yang menjadi runner-up pertama, mendapat 25,2 persen. Namun hal itu tak menyurutkan ambisi Anna.
“Saya pikir saya akan melakukan yang terbaik. Menurut saya luk khrueng (darah campuran) atau tidak bukanlah kriteria utama untuk terpilih sebagai Miss Universe Thailand,” tegas Anna Sueangam-iam
Raih Hadiah Fantastis
Anna Sueangam-iam lahir di Bangkok 10 November 1998. Wanita berdarah asli Thailand ini kini didaulat sebagai pemenang utama Miss Universe Thailand 2022 usai mengalahkan 28 pesaing lainnya. Nantinya dia akan mewakili Thailand dalam Kontes Miss Universe ke-71 yang dijadwalkan pada bulan Desember tahun ini.
Kemenangan awal Anna ini patut diacungi jempol, pasalnya meski sempat dijuluki Miss Garbage, kini ia sudah mendapatkan fasilitas berkat menjadi wakil Thailand dalam ajang internasional itu. Anna telah mendapatkan perhiasan mewah dan beberapa hadiah termasuk 1 juta baht (sekitar Rp 410 juta), sebuah apartemen dan sebuah mobil baru.
Lewat kerja keras dan tekad yang kuat, Sueangam-iam juga membuktikan bisa berkuliah manajemen hotel dan pariwisata di Universitas Kasetsart Bangkok. Sueangam-iam berharap bisa menyabet piala Miss Universe yang mewakili Thailand Desember nanti.
Jika Anna berhasil, itu akan menjadi yang ketiga kalinya bagi Thailand untuk memenangkan kontes tersebut setelah Porntip Nakhirunkanok yang meraih gelar pada 1988 dan Apasra Hongsakula yang meraihnya pada 1965.
